BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
Bayu W
Setiyo Purwanto
A. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian merupakan tahap yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Orientasi kancah penelitian
Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami kancah atau tempat penelitian dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan jalannya penelitian. Pada penelitan ini sekolah yang menjadi tempat penelitian, yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri I Karanganyar, yang bertempat di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian yang digunakan adalah kelas X. Alasan penulis memilih sekolah tersebut karena sekolah ini adalah sekolah yang pertama kali di Karanganyar yang mempunyai standar internasional yang baru dilaksanakan pada tahun ajaran 2009. Dengan demikian peneliti berharap untuk mendapatkan subjek siswa di SMA N I Karangayar. Orientasi awal dilakukan pada awal bulan November 2009, dengan menanyakan kepada pihak sekolah tentang prosedur yang harus dilalui untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Pada sekolah ini siswa kelas X adalah siswa yang baru pertama kali diberikan kurikulum dengan sekolah bertaraf internasional (SBI). Dimana siswa tersebut tidak mengetahui jenis soal ujian semester pada sekolah yang bertaraf internasional, sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian semester. Sekolah ini mempunyai visi “ Berbasis Teknologi, Unggul dalam Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti dan Berwawasan Internasional”. Misi sekolah menengah atas negeri satu karanganyar ini adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi
2. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa sesuai dengan tuntutan era globalisasi
3. Membentuk karakter siswa beriman, bertaqwa, berbudi luhur sesuai dengan agama dan nilai-nilai budaya daerah
4. Mewujudkan rasa kebersamaan, kerukunan, kekeluargaan yang harmonis serta saling menghormati intern dan antar warga sekolah dengan masyarakat.
5. Menjalin hubungan dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri maupun luar negeri.
2. Persiapan pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan diri. Skala kepercayaan diri digunakan sebagai pengumpulan data sebelum perlakuan diberikan (pre-test) dan setelah perlakuan diberikan (post-test).
a. Skala Kepercayaan Diri
Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Anthony (1992) yaitu rasa aman, ambisi normal, yakin akan kemampuan diri, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri atau toleransi, dan optimis. Terdiri dari 25 aitem favorable dan 25 aitem non favorable.
Skala yang diberikan pada subjek penelitian ini menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban. Modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan tiga alasan. Pertama, kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum mempunyai jawaban atau keputusan, bisa juga diartikan netral yaitu setuju pun tidak, tidak setuju pun tidak, atau ragu-ragu. Kategori jawaban arti ganda (multi interpretable) ini tentu tidak diharapkan dalam suatu instrument. Kedua, tersedianya yang di tengah ini menimbulkan kecenderungan jawaban, ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawaban, ke arah setuju ataukah tidak setuju. Ketiga, maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau tidak setuju.
Tabel 2
Blue Print Skala Kepercayaan Diri
Sebelum Uji Coba
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable
Perasaan aman 2, 5, 31, 45 13, 22, 29, 35 8
Ambisi normal 1, 21, 23, 32 6, 26, 36, 46 8
Yakin akan kemampuan diri 7,18, 33, 34, 38 17, 24, 30, 40, 50 10
Mandiri 16, 25, 27, 44 3, 8, 43, 47 8
Toleransi 10, 11, 28, 42 14, 20, 48, 49 8
Optimis 9, 19, 37, 39 4, 12, 15, 41 8
Jumlah 25 25 50
3. Pelaksanaan uji coba
Setelah angket tersusun dan telah ditentukan skoringnya selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, kemudian berdasarkan izin dari dosen pembimbing dan kepala sekolah maka uji coba dilaksanakan pada tanggal 23 November 2009 dengan subjek yang berjumlah 47 orang dari dua kelas yaitu kelas X2 dan X3. Uji coba angket digunakan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas aitem pada angket kepercayaan diri. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling yaitu masing-masing kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian, oleh karena itu digunakan cara pengundian, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kelas-kelas untuk didaftar sebagai anggota populasi yang kemudian menulisnya di kertas lalu dikocok kemudian diambil dua kertas. Adapun kelas yang terpilih untuk menjadi subjek untuk uji coba (try out) adalah kelas X2 dan X3. alat pengumpul data menggunakan angket kepercayaan diri. Dari 50 angket yang disebar dapat terkumpul 47 angket, 3 angket yang lain tidak diisi oleh siswa.
4. Pelaksanaan Skoring
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan skor untuk keperluan analisis data. skor untuk masing-masing skala bergerak dari satu sampai empat dengan memperhatikan sifat aitem favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukng). Skor tertinggi dari masing-masing aitem adalah empat, sedangkan nialai tererndah adalah satu, kemudian skor yang diperoleh masing-masing subjek penelitian ini dipakai dalam perhitungan validitas dan reliabilitas.
5. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Perhitungan mengenai validitas dan reliabilitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Sevice Solution) for windows versi 15.
Parameter indeks daya beda item, yang diperoleh melalui korelasi antar skor masing-masing item dengan skor total, sehingga dapat ditentukan item-item yang layak dan yang tidak layak untuk dimasukkan dalam skala penelitian. Seleksi atau dasar pengambilan keputusan aitem yang valid dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5%. Hadi (2000) membatasi aitem yang memiliki indeks korelasi diatas 0,20 dianggap sahih (memuaskan) dan item-item dibawah 0,20 dianggap gugur (tidak memuaskan). Dalam penelitian ini peneliti membatasi bahwa item-item dianggap memuaskan bila rxy lebih dari 0,294. nilai tersebut diperoleh dengan cara, df= jumlah kasus/subjek yang digunakan untuk uji coba dengan jumlah 47 dikurangi 2 = 45 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, sehingga r tabel yang diperoleh adalah 0,294. Jika nilai corrected item-total correlation pada hasil analisis positif dan lebih tinggi dari 0,294 maka item dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai corrected item-total correlation pada hasil analisis negatif dan lebih kecil dari 0,294 maka item dinyatakan tidak valid.
Dari uji validitas angket atau skala kepercayaan diri menunjukkan dari 50 item yang diuji cobakan terdapat 35 item yang valid dan 15 item yang dinyatakan gugur yaitu item nomer 1, 9, 13, 14, 19, 25, 33, 35, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 47. Item yang valid mempunyai koefisien validitas (corrected item-total correlation) bergerak dari 0,339-0,764 dengan koefisien reliabilitas alat ukur (alpha) sebesar 0,911. susunanitem angket kepercayaan diri yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 3.
TABEL 3
Nomer Item Angket Kepercayaan Diri
Yang Valid dan Gugur
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Valid Gugur
Perasaan aman 2, 5, 22, 29, 31, 45 13, 35 8
Ambisi normal 6, 21, 23, 26, 32, 46 1, 36 8
Yakin akan kemampuan diri 7, 17, 18, 24, 30, 34, 50 33, 38, 50 10
Mandiri 3, 8, 16, 27, 44 25, 43, 47 8
Toleransi 10, 11, 20, 28, 48, 49 14, 42 8
Optimis 4, 12, 15, 37, 39 9, 19, 41 8
Jumlah 35 15 50
6. Penyususnan Angket Setelah Uji Coba
Setelah diadakan try out angket kepercayaan diri, dari 50 item diperoleh 35 item yang berkorelasi signifikan dan 15 item yang dinyatakan tidak berkorelasi signifikan, maka item-item yang dianggap tidak memenuhi syarat tidak digunakan atau dibuang.
Langkah selanjutnya adalah penyusunan angket baru berdasarkan item-item yang memenuhi syarat dan telah diketahi tingkat reliabilitasnya. Adapun susunan angket baru tersebut adalah seperti pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Blue Print Skala Kepercayaan Diri
Setelah Uji Coba
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable
Perasaan aman 1(2), 4(5), 25(31), 31(45) 17(22), 23(29) 6
Ambisi normal 16(21),18(23), 26(32) 5 (6), 20(26), 32(46) 6
Yakin akan kemampuan diri 6(7), 14(18), 27(34) 13(17), 19(24), 24(30), 35(50) 7
Mandiri 12(16), 21(27), 30(44) 2(3), 7(8) 5
Toleransi 8(10), 9(11), 22(28) 15(20), 33(48), 34(49) 6
Optimis 28(37), 29(39) 3(4), 10(12), 11(15) 5
Jumlah 18 17 35
Keterangan :
Nomer item dalam tanda kurung adalah nomer item sebelum uji coba
Nomer item tanpa tanda kurung adalah nomer item untuk penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N I Karanganyar. Dalam penelitian ini masing-masing kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian, oleh karena itu digunakan cara pengundian, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kelas-kelas untuk didaftar sebagai anggota populasi dan kemudian mengundinya atau biasa disebut cluster random sampling.
Adapun proses penentuan subjek adalah sebagai berikut : jumlah kelas secara keselruhan pada kelas X ada 9 kelas mulai kelas X1 hingga X9, namun kelas X2 dan X3 sudah digunakan sebagai subjek uji coba sehingga masih tersisa tujuh kelas. Sisa kelas dari uji coba itu diundi untuk mengambil dua kelas dimana salah satu kelas akan menjadi kelompok eksperimen dan kelas yang lain menadi kelompok kontrol, dari hasil pengundian kelas yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas X5, sedangkan yang menjadi kelompok kontrol adalah kelas X4.
2. Pelaksanaan Pelatihan
a. Kelompok Eksperimen
Pelaksanaan pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis dilaksanakan di ruang kelas X5 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Karanganyar pada tanggal 30 November 2009. Pelaksanaan dimulai mulai pukul 08.00 WIB-12.40 WIB. Pertama, peneliti memperkenalkan diri dan memberikan ice breaking berupa permainan konsentrasi selama kurang lebih 30 menit. Ice breaking diberikan agar mencairkan suasana dan menjalin keakraban antara peserta dengan peneliti. Selanjutnya, peserta diberikan lembar persetujuan untuk mengikuti proses penelitian dan pelatihan untuk diisi. Setelah itu peserta mengisi daftar riwayat kesehatan yang berfungsi untuk mengetahui kesehatan siswa agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pelatihan, peneliti dapat menanggulanginya lebih cepat.
Partisipan penelitian kelompok eksperimen berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Adapun nama-nama partisipan dapat dilihat pada lampiran K.
Mulai pukul 08.30 WIB sampai pukul 09.00 WIB siswa mengisi angket kepercayaan diri yang digunakan sebagai data awal penelitian (pre-test). Setelah peserta mengisi angket kepercayaan diri untuk pre-test, peneliti mengenalkan trainer pelatihan dan kegiatan berikutnya dipandu oleh trainer. Trainer dalam pelatihan ini adalah Hendri Harjanto, CH,CI, NLP. Beliau adalah seorang hipnoterapis asal Yogyakarta berlisensi dari Indonesian Board of Hipnoterapi (IBH) dan paraktisi NLP. Trainer menjelaskan mengenai hipnosis terlebih dahulu yang disebut juga teknik pre induksi agar peserta tidak merasa takut ketika dihipnosis dan melakukan uji sugestibilitas dahulu menggunakan teknik Arm Rising and falling test. Teknik Arm Rising and falling test adalah teknik uji sugetibiltas dalam hipnosis, dimana subjek duduk sambil memejamkan mata dengan kedua tangan kedepan lalu siswa diminta untuk membayangkan atau mengimajinasikan bahwa di tangan kanan diikatkan seratus balon gas yang menarik tangan kanannya ke atas dan di tangan kiri di berikan beban batu bata seberat 100 kilogram yang menekan tangan kirinya kebawah. Test atau uji sugestibilitas ini digunakan untuk mengetahui apakah mereka sugestif atau tidak. Dari hasil observasi seluruh peserta merupakan orang yang sugestif yang ditunjukkan dengan gerakan tangan seluruh subjek tangan kanan ke atas dan tangan kiri ke bawah sehingga sangat membantu terahadap proses hipnosis. Setelah dilakukan uji sugestibilitas, trainer melanjutkan kedalam proses induksi menggunakan teknik relaksasi atau kelelahan pada sistem syaraf. Teknik ini dalah teknik yang digunakan untuk membuat subjek menjadi tidur hipnotik dengan cara subyek diminta untuk berimajinasi dan merasakan bahwa seluruh tubuh subyek terasa lelah dan subyek diminta untuk merilekskan seluruh otot-otot tubuh subyek mulai dari kepala sampai ke ujung kaki setelah itu subyek diminta untuk tidur. Proses selanjutnya adalah deepening. Proses ini berfungsi untuk membawa subyek untuk tidur lebih dalam sehingga subyek masuk dalam kondisi alpha atau theta. Setelah itu masuk dalam proses sugesti dimana subyek diberikan avirmasi atau kata-kata sugesti yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian semester dan diberikan anchor atau kunci dimana subyek ketika menggenggam ibu jari tangan kirinya maka subyek akan merasa percaya diri. Selanjutnya pada tahap akhir subyek dibangunkan atau proses awakening dari tidur hipnosisnya.
Setelah proses awakening dilakukan trainer dan peneliti mengevaluasi apakah anchor yang diberikan sudah berpengaruh atau belum, dengan cara subyek diminta untuk menggenggam ibu jari tangan kirinya, lalu subyek yang tidak merasakan kepercayaan dirinya bertambah ketika menggenggam ibu jari tangan kirinya diminta tunjuk tangan. Dari hasil observasi seluruh subyek merasakan kepercayaan dirinya meningkat setelah menggenggam ibu jari tangan kirinya yang ditunjukkan bahwa tidak ada subyek yang tunjuk tangan. Setelah evaluasi dilakukan pada pukul 12.15 WIB subyek diminta untuk mengisi angket kepercayaan diri yang digunakan sebaagai data pembanding (post-test).
b. Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok pembanding untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol ini diberikan placebo ata percobaan bias dengan cara sharing with alumni. Namun sebelum diberikan perlakuan plasebo subyek mengisi angket kepercayaan diri, setelah diberikan perlakuan plasebo tersebut subyek mengisi lagi angket kepercayaan diri. Pada kegiatan sharing ini subyek diberikan cerita mengenai perjalanan hidup bapak Hendri Harjanto, SE, CH, CI, NLP dalam merintis usaha roti bakar kuah dan cara merintis Event Organizer yang beliau miliki. Kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB – 14.00 WIB.
Pengambilan data pada kelompok kontrol dilaksanakan di ruang kelas X4 SMA Negeri I Karanganyar. Ruangan yang digunakan memakai kursi dan meja agar partisipan lebih santai dalam mendengar dan menyimak. Kegiatan ini berpartisipan penelitian kelompok kontrol berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Adapun nama-nama partisipan dapat dilihat pada lampiran K.
3. Pengumpulan Data
Pelaksanaan Pengumpulan pada kelompok eksperimen data berupa skala kepercayaan diri dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2009 sebelum pelaksanaan pelatihan kepercayaan diri dilaksanakan yang digunakan sebagai data awal (pre test) yang diawali dengan cara menjelaskan bagaimana cara mengisi angket dan pengajuan pertanyaan kepada peneliti. Pada hari yang sama setelah dilaksanakan pelatihan maka diberikan lagi skala kepercayaan diri yang digunakan sebagai data pembanding (post test). Pelatihan ini menggunakan metode hipnosis yang mempunyai lima tahapan berturut-turut yaitu pre-induction, induction, deepening, sugestion, dan awakening. Adapun jadwal pelatihan yang telah dilakukan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5
Jadwal Pelatihan Kepercayaan Diri Menggunakan Metode Hipnosis
HARI/TANGGAL JAM MATERI PEMANDU
Senin,
30 November 2009 08.00-09.00 Ice breaking, pengisian lembar persetujuan dan Daftar Riwayat Kesehatan serta pengisian angket (pre test) Peneliti
09.00-10.00 Pre induksi / uji sugetibilitas Trainer
10.00-10.30 Induksi Trainer
10.30-11.00 deepening Trainer
11.00-11.55 sugesti Trainer
11.55-12.10 Awakening Trainer
12.10-12.40 Post test I dan penutupan Peneliti
Untuk kelompok kontrol, pengumpulan data berupa skala kepercayaan diri dilakukan pada tanggal 30 November 2009 berikut data awal (pre-test) dan data pembanding (post-test). Adapun jadwal kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Susunan Acara Kelompok Kontrol
Hari, Tanggal Waktu Materi Pemandu
Senin,
30 November 2009 13.00 – 13.05 Pembukaan Peneliti
13.05 – 13.20 Pre Test Peneliti
13.20 – 13.40 Sharing Trainer
13.40- 14.00 Post test dan Pentup Peneliti
C. Analisis Data dan Interpretasi
Sebelum analisis dilaksanakan, terlebih dahulu dilaksanakan uji asumsi yang meliputi uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test). Uji asumsi ini dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 15 for windows program.
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Melalui uji normalitas sebaran dapat diketahui normal atau tidaknya penyebaran dari data variabel penelitian. Hasil uji normalitas sebaran dari variabel kepercayaan diri memiliki sebaran yang normal dengan nilai Kolmogorof Smirnof (KS-Z = 0,833); p = 0,492 pada pre-test dan (KS-Z = 0,811); p = 0,526 pada post-test untuk kelompok eksperimen dan (KS-Z= 0,797); p = 0,550 pada pre-test dan (KS-Z=0,806); p = 0,534 pada post-test untuk kelompok kontrol yang berarti pada masing-masing kelompok sebarannya normal. Dikatakan sebaran data normal apabila p > 0,05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi observasi (fo) dengan frekuensi hipotetik (fh) yang berarti variabel penelitian memenuhi distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas Varians dilakukan untuk melihat apakah sampel yang dipakai dalam penelitian ini mempunyai kesamaan sifat atau ciri-ciri yang sama dengan populasinya. Berdasarkan hasil uji homogenitas varians dengan mengguanakan Lavene Statistic yang diambil dari data post test kelompok eksperimen dan post test kelompok kontrol diperoleh hasil untuk variabel kepercayaan diri mempnuyai nilai dari uji F Lavene Statistik 0,526 dengan signifikansi atau nilai p = 0,471. Bedasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan bersifat homogen karena nilai p lebih dari 0,05 (p>0,05).
2. Uji T (T-test)
a. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ”Ada pengaruh pelatihan kepercayaan diri menggnakan metode hipnosis terhadap kepercayaan diri siswa menghadapi ujian semester”.
b. Adapun kaidah menerima hipotesis apabila:
1. Tidak ada perbedaan nilai rata-rata pre test antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen
2. Tidak ada perbedaan nilai rata-rata antara skor pre test dan post test pada kelompok kontrol atau nilai rata-rata post test lebih rendah daripada skor pre test.
3. Ada perbedaan nilai rata-rata pre test dan post test pada kelompok eksperimen, dimana nilai rata-rata post test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pre test
4. Ada perbedaan nilai rata-rata antara skor post test kelompok eksperimen dengan skor post test pada kelompok kontrol, diamana nilai rata-rata post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata post test pada kelompok kontrol.
c. Uji Hipotesis
1. Uji T pada skor pre test kelompok eksperimen dengan kelompok pre test kelompk kontrol
• nilai t hitung = 0,350
• mean kelompok eksperimen = 84,53
• mean kelompok kontrol = 83,64
• nilai p = 0,728
• dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai rerata pre test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak signifikan karena p > 0,05 atau dapat diartikan tidak ada perbedaan nilai rata-rata kepercayaan diri kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Artinya mendukung hipotesis yang diajukan untuk diterima.
2. Uji T pada skor pre test dengan post test pada kelompk kontrol
• nilai t hitung = 0,350
• mean pre test = 83,64, mean post test = 83,00
• nilai p = 0,000
• dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai rerata yang sangat signifikan antara skor pre test dengan post test pada kelompok kontrol namun bila dilihat dari rata-rata antara skor pre test dengan skor post test dapat diartikan setelah perlakuan pada kelompok kontrol mengalami penurunan kepercayaan diri. Artinya mendukng hipotesis yang diajukan untuk diterima.
3. Uji T pada skor pre test dengan post test pada kelompok eksperimen
• nilai t hitung = -12,046
• mean pre test = 84,53, mean post test = 105,88
• nilai p = 0,000
• dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai rerata yang sangat signifikan skor antara pre test dengan post test pada kelompok eksperimen namun bila dilihat dari rata-rata antara skor pre test dengan skor post test dapat diartikan subyek pada kelompok eksperimen mengalami kenaikan skor kepercayaan diri setelah adanya perlakuan. Artinya mendukung hipotesis yang diajukan untuk diterima.
4. Uji T pada skor pada post test kelompok eksperimen dengan skor post test pada kelompok kontrol
• mean kelompok eksperimen = 105,88
• mean kelompok kontrol = 83,00
• nilai p = 0,000
• dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan nilai rata-rata post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol , dimana kelompok eksperimen mempunyai nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Artinya mendukung hipotesis yang diajukan untuk diterima.
Berdasarkan hal diatas keempat kaidah yang diajukan mendukung hipotesis yang diajukan untuk diterima artinya bahwa ada pengaruh pelatihan kepercayaan diri menggnakan metode hipnosis terhadap kepercayaan diri siswa menghadapi ujian semester”.
D. Pembahasan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa keempat kaidah yang diajukan mendukung hipotesis yang diajukan diterima yaitu tidak ada perbedaan nilai rata-rata pre test antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, tidak ada perbedaan nilai rata-rata antara skor pre test dan post test pada kelompok kontrol atau nilai rata-rata post test lebih rendah daripada skor pre test, ada perbedaan nilai rata-rata pre test dan post test pada kelompok eksperimen dimana nilai rata-rata post test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pre test, ada perbedaan nilai rata-rata antara skor post test kelompok eksperimen dengan skor post test pada kelompok kontrol diamana nilai rata-rata post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata post test pada kelompok kontrol.
Berdasarkan data diatas maka penelitian ini sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis terhadap kepercayaan diri siswa kelas X dalam menghadapi ujian semester. Serta sesuai dengan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis terhadap kepercayaan diri siswa kelas X dalam menghadapi ujian semester yang artinya subyek setelah mengalami pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis mengalami peningkatan kepercayaan diri dibanding sebelum mengikuti pelatihan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis terhadap kepercayaan diri siswa kelas X dalam menghadapi ujian semester bisa diterima. Karena perubahan rerata kepercayaan diri pada subyek lebih disebabkan karena adanya pelatihan kepercayaan diri menggunakana metode hipnosis.
Wills (dalam Retno, 2007) pelatihan adalah pemindahan pengetahuan dan keterampilan yang terukur dan yang telah ditentukan sebelumnya, oleh karena itu pelatihan harus memiliki tujuan dan metode yang jelas untuk menguji apakah pengetahuan dan keterampilan yang diberikan sudah dapat dikuasai. Sedangkan menurut True Love (1995) menyatakan bahwa pelatihan merupakan salah satu bentuk usaha untuk mengajarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas tertentu. Elliot (2009), yang menyatakan bahwa hipnosis dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan kepercayaan diri. Jadi pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis akan membawa perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya peraasaan dan reaksi lebih percaya diri terhadap kemampuannya.
Dalam pelatihan tersebut subjek diberikan pemahaman dengan cara memberikan sugesti tentang konsep diri, harga diri serta pentingnya kepercayaan diri, dan membawa pengalaman subyek ketika subyek pernah mengalami rasa percaya diri dan memperkuatnya menggunakan teknik anchor. Dengan pemahaman tentang konsep diri dan adanya penerimaan diri tersebut individu akan menjadi lebih percaya diri (Franken, dalam Muniroh 2004). Sharon M. Valente, RN, CS, PhD, FAAN (2003), bahwa hipnosis dapat memperbaiki self-esteem, kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri
Menurut teori behaviorisme pengondisian klasik dari Ivan Petrovich Pavlov (1849 – 1936) dan pengondisian operan dari Burrhus Frederick Skinner (1904 – 1990) membantu dalam proses induksi (proses mengantar klien sampai pada tidur hipnotik) dan sugesti posthipnotik (sugesti yang diberikan selama trans). Berdasarkan penelitian Ivan P Pavlov menjelaskan sugesti, otosugesti, dan daya sugesti (suggestibility) dalam hipnosis. Setiap kata yang disugestikan adalah stimulus. Dengan memberikan stimulus itu berulang kali, maka refleks terkondisikan akan muncul. Sedangkan Skinner menyatakan bahwa memberi penguatan yang baik akan menimbulkan respon positif yang nantinya akan bermanfaat dalam mengubah perilaku, mislnya contoh verbal yang biasa digunakan dalam hipnosis adalah ucapan “bagus” ketika klien mengikuti sugesti (dalam Kahija, 2007). Sehingga setelah subyek mendapatkan pelatihan dan diberikan sugesti maka subyek akan mengalami peningkatan kepercayaan diri.
E. Kelemahan Penelitian
Penelitian yang telah peneliti lakukan ini terbukti memiliki pengaruh terhadap kepercayaan diri, akan tetapi penelitian ini juga tidak lepas dari kekurangan atau kelemahan. Beberapa kelemahan tersebut antara lain dari segi penyelengaraan, , metode dan materi serta variabel lain yang bisa mempengaruhi hasil penelitian.
Dari segi penyelenggaraan, pelatihan dilaksanakan hanya satu kali pertemuan. Materi pelatihan diberikan secara keseluruhan dalam waktu yang sangat singkat sehingga peserta merasa kesulitan untuk menyerap dan menerapkan materi yang telah didapatkan dalam pelatihan. Alangkah baiknya bila pelatihan tidak hanya satu kali pertemuan namun beberapa kali pertemuan dengan diberi jarak beberapa hari setiap pertemuannya. Dengan cara ini peserta pelatihan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari hari yang kemudian diungkapkan hasilnya pada pertemuan berikutnya. Selain itu tempat duduk yang kurang nyaman membuat subyek merasa kurang nyaman yang mempengaruhi proses hipnosis, alangkah lebih baik menggunakan kursi yang empuk atau dengan cara tidur berlaskan matras sehingga subyek merasa lebih nyaman dan proses hipnosis berjalan lebih baik serta subyek dapat mengalami trance yang lebih dalam..
Sedangkan variabel lain yang bisa mempengaruhi hasil penelitian seharusnya peneliti lebih banyak mempertimbangkan antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, budaya, serta pengalaman-pengalaman.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment