Thursday, April 22, 2010

PENGARUH PELATIHAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN METODE HIPNOSIS TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS X MENGHADAPI UJIAN SEMESTER (3)

BAB III
METODE PENELITIAN
Peneliti Bayu W dan Setiyo Purwanto


A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas : Pelatihan Kepercayaan Diri Menggunakan Metode Hipnosis
2. Variabel Tergantung : Kepercayaan Diri

B. Definisi Operasional Variabel
Definisi opersional adalah penegasan konstruk dan variabel yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya sehingga dapat menghindari salah pengertian dan penafsiran yang berbeda beda. (Muniroh, 2004)
Definisi operasional dari variabel variabel penelitian ini adalah:
1. Pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis adalah salah satu bentuk usaha untuk mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas tertentu, kali ini berkenaan dengan kepercayaan diri yang menggunakan metode hipnosis yang bertujuan unuk meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam menghadapi ujian semseter.
2. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah keyakinan individu dan kemampuan diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain, optimis dalam menghadapi permasalahan dan dapat mengatasinya dengan solusi yang tepat serta dapat bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya, berpikiran positif sehingga mampu menghadapi suatu masalah dengan tenang. Untuk mengungkap kepercayaan diri digunakan skala kepercayan diri yang meliputi aspek aspek keyakinan akan kemampuan diri, optimisme, obyektif, bertanggung jawab serta rasional dan realistis serta rasa aman, ambisi normal, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri atau toleransi. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pula kepercayaan diri. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah pula kepercayaan diri.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang diselidiki, dimana memiliki paling sedikit satu sifat atau ciri yang sama untuk siapa kenyataan yang diperoleh dari subyek akan digeneralisasikan (Hadi, 1995). Generalisasi disini maksudnya adalah mengangkat kesimpulan sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N I Karanganyar.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian individu dari anggota populasi yang menjadi obyek penelitian atau yang diselidiki (Hadi, 1995) dengan demikian sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil umtuk penelitian. Wakil atau sampel inilah yang dikenai perilaku untuk diambil kesimpulan terhadap populasi, sehingga kesimpulan yang obyektif dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasi (Suryabrata, 1990). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel yaitu dua kelas X SMA N I Karanganyar yang nantinya salah satu kelas menjadi kelompok eksperimen dan kelas lain menjadi kelompok kontrol
3. Teknik Sampling
Sampling adalah teknik atau cara untuk menentukan dan memilih sampel penelitian. Dalam penelitian ini masing-masing kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian, oleh karena itu digunakan cara pengundian, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kelas-kelas untuk didaftar sebagai anggota populasi dan kemudian mengundinya atau biasa disebut cluster random sampling. Cluster random sampling dianggap ekonomis kerena obeservasi-observasi yang dilakukan terhadap cluster atau grup-grup sampel adalah mudah dan lebih ekonomis daripada terhadap sejumlah individu yang sama tetapi tempatnya berpencar tetapi tempatnya berpencar-pencar (Hadi,1995).

D. Metode dan Alat Pengumpul Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan alat ukur skala psikologi. Penggunaan skala pada penelitian ini didasarkan atas karekteristik skala sebagai alat ukur yang dikemukakan oleh Azwar (2008), yaitu:
a. Stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
b. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem.
c. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.

1. Skala Kepercayaan Diri
Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Anthony (1992) yaitu rasa aman, ambisi normal, yakin akan kemampuan diri, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri atau toleransi, dan optimis. Terdiri dari 25 aitem favorable dan 25 aitem non favorable.
Skala yang diberikan pada subjek penelitian ini menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban. Modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan tiga alasan. Pertama, kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum mempunyai jawaban atau keputusan, bisa juga diartikan netral yaitu setuju pun tidak, tidak setuju pun tidak, atau ragu-ragu. Kategori jawaban arti ganda (multi interpretable) ini tentu tidak diharapkan dalam suatu instrument. Kedua, tersedianya yang di tengah ini menimbulkan kecenderungan jawaban, ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawaban, ke arah setuju ataukah tidak setuju. Ketiga, maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari responden (Hadi, 1993).
Tabel 1
Blue Print Skala Kepercayaan Diri

Aspek Nomor Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable
Perasaan aman 2, 5, 31, 45 13, 22, 29, 35 8
Ambisi normal 1, 21, 23, 32 6, 26, 36, 46 8
Yakin akan kemampuan diri 7,18, 33, 34, 38 17, 24, 30, 40, 50 10
Mandiri 16, 25, 27, 44 3, 8, 43, 47 8
Toleransi 10, 11, 28, 42 14, 20, 48, 49 8
Optimis 9, 19, 37, 39 4, 12, 15, 41 8
Jumlah 25 25 50

E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Suatu eksperimen dianggap valid jika variabel perlakuan benar-benar mempengaruhi perilaku yang diamati (variabel terikat) dan akibat-akibat yang terjadi pada variabel tersebut bukan karena variabel lain. Eksperimen tersebut juga dikatakan valid jika hasil suatu eksperimen itu dapat digeneralisasikan pada populasi lainnya yang berbeda subjek, tempat dan ekologinya (Latipun, 2006).
Sedangkan suatu tes dikatakan valid jika alat ukur tes itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur atau ukuran seberapa cermat alat ukur melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Menurut Hadi (2004) prinsip validitas mengandung dua unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu kejituan dan ketelitian. Kejituan yaitu seberapa jauh pengukuran dapat mengungkap dengan jitu gejala gejala atau bagian-bagian yang diukur,

2. Reliabilitas
Azwar (2007) mengemukakan bahwa pada prinsipnya suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat tersebut menunjukkan sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan Suryabrata (1994) bahwa reliabilitas alat ukur merupakan keajegan pengukuran, sekiranya alat tersebut digunakan oleh orang yang sama pada waktu yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas skala dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 15 for Windows Parameter Indeks.

F. Rancangan Eksperimen
Rancangan eksperimen dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Eksperimen (Pre-test Post-test Untreated Control Group Design) yaitu subjek dibagi menjadi dua kelompok secara random (Kardiyanto, 2006). Kelompok pertama disebut kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa pemberian pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Kelompok kedua disebut kelompok kontrol yang diberikan pelatihan yang tidak ada pengaruhnya terhadap kepercayaan diri. Kemudian dilakukan pengamatan atau pengukuran. Efek perlakuan dapat diketahui dari perbedaan hasil pengukuran antar dua kelompok.
Secara bagan rancangan eksperimen tersebut adalah, sebagai berikut :
Rancangan Eksperimen
Y1 X Y2 → KE
R =
Y1 -X Y2 → KK




Keterangan :
R = Random Assigment
X = Perlakuan (Pelatihan Kepercayaan Diri Menggunakan Metode Hipnosis)
-X = Tanpa Perlakuan / diberikan plasebo (percobaan bias)
Y1 = Pengukuran sebelum diberikan perlakuan
Y2 = Pengukuran setelah diberikan perlakuan

G. Rencana Pelaksanaan Eksperimen
Renacana pelaksanaan eksperimen ini akan dilaksanakan 3 hari sebelum ujian semester I atau sebelum hari juma’t tanggal 4 Desember 2009, yaitu pada hari selasa, tanggal 1 Desember 2009. Pada eksperimen ini terdiri dari beberapa tahapan/proses. Untuk memperlancar proses penelitian ini peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung, namun dibantu oleh hipnoterapis lain. Hal ini dimaksudkan agar peneliti terhindar dari bias yang dapat mencemari hasil penelitian. Trainer dalam eksperimen ini adalah Bapak Hendri Harjanto, SE, CH, CI, NLP. Beliau adalah seorang hipnoterapis bercertified dari Indonesian Board of Hipnoterapist (IBH) dan pakar Neuro Linguistik Program (NLP).
Secara garis besar prosedur pelatihan ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1. Tahap persiapan. Tahap ini merupakan tahap yang berisi persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah (i) orientasi kancah penelitian, (ii) persiapan penyusunan alat penentuan subjek penelitian, (iii) Penyusunan skala penelitian (skala kepercayaan diri), (iv) dan penyusunan modul pelaksanaan pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis..
Pada bagian ini berisi langkah-langkah yang ditempuh selama proses penelitian. Adapun langkahnya adalah (a) penentuan subjek penelitian dengan melihat daftar peringkat siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 1, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, (b) diskusi dengan Wakil Kepala Sekolah, (c) meminta perijinan untuk siswa dan siswi mengikuti kegiatan dan perijinan dari sekolah, (d) tahap pelaksanaan penelitian. Pada bagian ini berisi langka-langkah yang ditempuh selama proses penelitian. Adapun langkahnya adalah (i). Pembentukan rapport kepada subjek penelitian, (ii). Pembagian subjek penelitian menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Prosedur pelaksanaan pada kelompok eksperimen

Pada kelompok eksperimen, pelatihan dimulai pada pukul 07.00-12.00 WIB. Pertama, peneliti memperkenalkan diri dan memberikan ice breaking berupa permainan konsentrasi selama kurang lebih 30 menit. Ice breaking diberikan agar mencairkan suasana dan menjalin keakraban antara peserta dengan peneliti. Selanjutnya, peserta diberikan lembar persetujuan untuk mengikuti proses penelitian dan pelatihan untuk diisi. Setelah itu peserta mengisi daftar riwayat kesehatan yang berfungsi untuk mengetahui kesehatan siswa agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pelatihan, peneliti dapat menanggulanginya lebih cepat.
Mulai pukul 08.30 WIB sampai pukul 09.00 WIB siswa mengisi angket kepercayaan diri yang digunakan sebagai data awal penelitian (pre-test). Setelah peserta mengisi angket kepercayaan diri untuk pre-test, peneliti mengenalkan trainer pelatihan dan kegiatan berikutnya dipandu oleh trainer. Trainer dalam pelatihan ini adalah Hendri Harjanto, CH,CI, NLP. Beliau adalah seorang hipnoterapis asal Yogyakarta berlisensi dari Indonesian Board of Hipnoterapi (IBH) dan paraktisi NLP. Trainer menjelaskan mengenai hipnosis terlebih dahulu yang disebut juga teknik pre induksi agar peserta tidak merasa takut ketika dihipnosis dan melakukan uji sugestibilitas dahulu menggunakan teknik Arm Rising and falling test. Teknik Arm Rising and falling test adalah teknik uji sugetibiltas dalam hipnosis, dimana subjek duduk sambil memejamkan mata dengan kedua tangan kedepan lalu siswa diminta untuk membayangkan atau mengimajinasikan bahwa di tangan kanan diikatkan seratus balon gas yang menarik tangan kanannya ke atas dan di tangan kiri di berikan beban batu bata seberat 100 kilogram yang menekan tangan kirinya kebawah. Test atau uji sugestibilitas ini digunakan untuk mengetahui apakah mereka sugestif atau tidak. Setelah dilakukan uji sugestibilitas, trainer melanjutkan kedalam proses induksi menggunakan teknik relaksasi atau kelelahan pada sistem syaraf. Teknik ini dalah teknik yang digunakan untuk membuat subjek menjadi tidur hipnotik dengan cara subyek diminta untuk berimajinasi dan merasakan bahwa seluruh tubuh subyek terasa lelah dan subyek diminta untuk merilekskan seluruh otot-otot tubuh subyek mulai dari kepala sampai ke ujung kaki setelah itu subyek diminta untuk tidur. Proses selanjutnya adalah deepening. Proses ini berfungsi untuk membawa subyek untuk tidur lebih dalam sehingga subyek masuk dalam kondisi alpha atau theta. Setelah itu masuk dalam proses sugesti dimana subyek diberikan avirmasi atau kata-kata sugesti yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian semester dan diberikan anchor atau kunci dimana subyek ketika menggenggam ibu jari tangan kirinya maka subyek akan merasa percaya diri. Selanjutnya pada tahap akhir subyek dibangunkan atau proses awakening dari tidur hipnosisnya.
Setelah proses awakening dilakukan trainer dan peneliti mengevaluasi apakah anchor yang diberikan sudah berpengaruh atau belum, dengan cara subyek diminta untuk menggenggam ibu jari tangan kirinya, lalu subyek yang tidak merasakan kepercayaan dirinya bertambah ketika menggenggam ibu jari tangan kirinya diminta tunjuk tangan. Setelah evaluasi dilakukan subyek diminta untuk mengisi angket kepercayaan diri yang digunakan sebaagai data pembanding (post-test).
b. Prosedur pelaksanaan pada kelompok kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok pembanding untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol ini diberikan placebo ata percobaan bias dengan cara sharing with alumni. Namun sebelum diberikan perlakuan plasebo subyek mengisi angket kepercayaan diri, setelah diberikan perlakuan plasebo tersebut subyek mengisi lagi angket kepercayaan diri. Pada kegiatan sharing ini subyek diberikan cerita mengenai perjalanan hidup bapak Hendri Harjanto, SE, CH, CI, NLP dalam merintis usaha roti bakar kuah dan cara merintis Event Organizer yang beliau miliki. Kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB – 14.00 WIB.

H. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Statistik merupakan cara cara ilmiah yang disiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penelitian yang berwujud angka angka (Hadi, 1992)
Menurut Hadi (1992) statistik mempunyai tiga macam ciri pokok yaitu:
1. Statistik bekerja dengan angka angka, artinya angka tersebut menunjukan jumlah frekuensi dan nilai.
2. Statistik bersifat obyektif sehingga unsur unsur subyektif dapat dihindari, dalam arti statistik sabagai alat penilaian tidak dapat berbicara lain selain apa adanya.
3. Statistik bersifat universal, dalam arti dapat digunakan dalam setiap penelitian.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan berdasarkan rancangan eksperimen yang telah ditetapkan maka teknik yang digunakan adalah statistik non-parametrik T-test atau uji-t , perhitungan selengkapnya akan menggunakan jasa komputer SPSS for windows program versi 15 .

No comments: